Sabtu, 10 November 2012

Mukodimah

Seperti dongeng-dongeng yang dulu menjadi pengantar tidurku waktu kecil, setiap episode perjalanan hidup kita juga bisa diibaratkan sebuah dongeng yang akan kita ceritakan kelak kepada anak cucu kita. Oleh karenanya, kita berharap bahwa dongeng yang akan kita ceritakan adalah dongeng indah yang akan berakhir dengan happy ending...
Setiap manusia dilahirkan dengan takdinya masing-masing. Ketika 4 bulan dalam kandungan ibunda,  Alloh meniupkan ruh dan menetapkan takdir bagi si jabang bayi kelak hingga lahir ke dunia dan dewasa.. jodoh, ajal. rezeki, bahagia, celaka, kaya, miskin....... semua sudah tertulis di lauhul mahfuzh... akan tetapi, tidak berarti kita kemudian berpangku tangan berdiam diri dengan ketentuan Alloh tersebut. Sebab, bisa saja Alloh megubah ketentuanNya kepada seorang hambaNya manakala Dia melihat bahwa hamba tersebut gigih berikhtiar dan berdo'a memohon segala kebaikan dalam hidupnya. Do'a adalah senjata orang mukmin. dan Alloh suka terhadap hambaNya yang banyak meminta kepadaNya dan Alloh malu jika hamba yang berdoa tersebut kemudian menurunkan tangannya dengan hampa. "berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku kabulkan do'a mu" begitu janji Alloh. namun, kapan Alloh akan mengabulkan do'a kita? semua hanya menunggu waktu yang tepat, bisa 1 detik, 1 menit, 1 jam, 1 hari, 1 minggu, 1bulan, 1 tahun, 10 tahun....tergantung seberapa gigih kita berdo'a, seberapa dekat kita dengan Alloh.
maka, ketika dongeng kita ingin berakhir dengan Happy ending...banyaklah memohon kepada Alloh segala kebaikan dan keberkahan dalam hidup sehingga langkah kita semua dalam ridhoNya. amiin.

Perkenalkan saya adalah seorang guru yang mencoba mengabdikan diri untuk mencerdaskan anak bangsa. "Mencerdaskan" sebetulnya tujuannya tidak hanya transfer ilmu semata hingga yang diperoleh hanya kecerdasan kognitif saja, tetapi juga mencoba mencerdaskan mereka dari sisi akhlak dan moralitas yang kian hari kian tergerus oleh hedonisme dan ghozwul fikri dari media massa. Apalagi.....mendidik anak di zaman sekarang ternyata susahnya minta ampun. Nilai-nilai budaya ketimuran mulai ditinggalkan diganti nilai budaya barat yang jauh dari nilai-nilai agama. Sopan santun tata krama tepo seliro kian memudar. Kadang batin saya menangis, perih, menyaksikan tingkah polah anak didik saya yang kian jauh dari nilai agama. Tidak menghormati guru, bertindak seenaknya, pacaran, bahkan sampai kasus MBA yang kian marak...seolah-olah dianggap hal biasa. Ada yang harus dibenahi dari sistem pendidikan kita ataukah media sudah sebegitu jauh menggerogoti sendi-sendi peradaban negara kita tercinta ini.

maka, saya hanya mampu berusaha sebisa saya lakukan dan berdo'a memohon agar anak didik saya bisa mengakhiri dongeng kehidupannya dengan happy ending... begitu juga saya...sebagai makhluk yang jauh dari sempurna tentunya mengharap akhir kisah yang happy ending... banyak cacat pernah saya perbuat,. banyak noda yang tetinggal dalam perjalanan, banyak kata tak pantas yang pernah terucap, banyak prasangka yang datang tiba-tiba...mohon dimaafkan. semoga lebih ringan dalam melangkah menapaki jalan menuju ridhoNya dan bisa berakhir dengan Happy ending...

salam Natural Science
dari Alam semua lebih baik...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar